Oleh: Saiful Hadi Bagi sebagian orang, kesulitan dianggap sebagai batu penghalang. Namun bagi orang-orang tertentu, hambatan dan rintangan ...
Oleh: Saiful Hadi
Bagi sebagian orang, kesulitan dianggap sebagai batu penghalang. Namun bagi orang-orang tertentu, hambatan dan rintangan malah memotivasi mereka untuk berinovasi sehingga tercipta berbagai penemuan baru.
Ada sebuah kisah menarik dibalik lahirnya teknologi "Teknik Sosrobahu" [1]. Teknologi ini merupakan teknik konstruksi yang digunakan pada pembangunan jalan layang yang ditemukan oleh Ir. Tjokorda Raka Sukawati. Dengan teknik ini, lengan jalan layang diletakkan sejajar dengan jalan di bawahnya, dan kemudian diputar 90° sehingga pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas di jalanan di bawahnya.
Hadirnya teknologi tersebut berangkat dari permasalahan yang dialami oleh PT. Hutama Karya ketika membangun jalan layang di atas jalan by pass A. Yani, di mana pembangunannya harus memastikan bahwa jalan itu harus tetap berfungsi. Sebab jika pembangunan dilakukan dengan cara konvensional, maka mesti memasang besi penyangga (bekisting) di bawah bentangan lengan jalan layang, yang mana hal ini dapat menyumbat arus jalan raya di bawahnya sehingga bakal timbul kemacetan lalu lintas.
Sempat terpikir juga cara lain, yaitu dengan memasang bekesting gantung, namun metode ini membutuhkan biaya lebih mahal. Di tengah masalah itu, Ir. Tjokorda Raka Sukawati mengajukan gagasan dengan membangun tiangnya dulu dan kemudian mengecor lengannya dalam posisi sejajar dengan jalur hijau, setelah itu diputar membentuk bahu. Hanya saja kendalanya adalah bagaimana cara memutar lengan beton seberat 480 ton tersebut.
Singkat cerita, terispirasi dari dongkrak hidroulik mobil, beliau gunakan konsep hidroulik sebagai solusi untuk memutar lengan beton tadi. Pada tanggal 27 Juli 1988 pukul 10 malam waktu setempat (Jakarta), pompa hidraulik dioperasikan hingga titik tekan 78 kg/cm2. Lengan beton raksasa itu, dengan dorongan ringan sedikit saja berhasil berputar 90 derajat sesuai dengan rencana.
Temuan Tjokorda digunakan insinyur Amerika Serikat dalam membangun jembatan di Seattle. Mereka bahkan patuh pada tekanan minyak 78 kg/cm2 yang menurut Tjokorda adalah misteri ketika menemukan alat LBPH Sosrobahu itu. Tjokorda kemudian membangun laboratorium sendiri dan melakukan penelitian dan hasilnya berupa perhitungan susulan dengan angka teknis tekanan 78,05 kg/cm2, nyaris persis sama dengan angka wangsit yang diperolehnya sebelum itu.
Beranjak dari penemuan metode ini jadi teringat dengan sebuah kaedah fiqih yang menyatakan المشقة تجلب التيسير yang artinya kesulitan akan mendorong kemudahan [2]. Beranjak dari kondisi yang terbatas, maka akan lahir ide-ide inovatif demi mengatasi kesulitan yang ada. Dasar kaedah ini salah satunya mengacu pada surat al-Baqarah ayat 185. "Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu" (QS. al-Baqarah : 185).
Tuhan menghadirkan masalah agar manusia bisa belajar dan menjadi lebih baik."Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. " (QS. al-Asrah : 5-6)
Rujukan
[1] Wikipedia, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Sosrobahu
[2] Formulasi Nalar Fiqih-Telaah Kaedah Fiqih Konseptual, hlm. 173
Infografis Sosrobahu: https://indowork.id/headline-2/teknologi-bahu-seribu-mahakarya-insan-hutama-karya/ |
- [message]
- Jasa Desain Rumah
- Tukang Gambar merupakan layanan usaha yang bergerak pada sektor perencanaan Konstruksi Bangunan Gedung, Interior, dan Eksterior. Kemajuan teknologi dewasa ini telah memasuki dunia teknologi yang serba cepat dan praktis. Tukang Gambar menawarkan jasa desain rumah secara online agar bisa berinteraksi dimana pun dan kapan pun saja.