Oleh: Saiful Hadi Toilet sekolah adalah ruang paling jujur dalam dunia pendidikan. Tidak peduli seberapa megah ruang kelasnya, seberapa k...
Oleh: Saiful Hadi
Toilet sekolah adalah ruang paling jujur dalam dunia
pendidikan. Tidak peduli seberapa megah ruang kelasnya, seberapa kinclong
lantai aulanya, atau seberapa gagah gerbangnya, semua bisa runtuh citranya
begitu seseorang membuka pintu toilet dan disambut oleh aroma misterius yang
menusuk hidung.
Banyak orang menganggap toilet sekolah itu urusan sepele.
Tapi buat arsitek dan perancang bangunan, ruang sekecil itu justru menjadi
ujian sejati dari rasa peduli dan logika desain. Karena toilet yang baik bukan
hanya soal pipa dan keramik, tapi soal bagaimana manusia memperlakukan ruang
publik yang paling privat.
Terkadang, banyak siswa lebih rela menahan kebelet sampai
jam pulang daripada menantang maut di toilet sekolah yang pintunya rusak,
airnya macet, lantainya licin, dan baunya campuran antara misteri dan kenangan
pahit.
Secara Arsitektur, Toilet Sekolah Ideal Itu Bisa Banget
Kalau ada yang mengatakan toilet sekolah kotor karena dana
terbatas, itu hanya separuh benar. Faktanya, dengan perencanaan arsitektur yang
tepat, toilet yang sehat dan efisien tetap bisa diwujudkan bahkan dengan
anggaran sederhana.
Standar kebutuhan ruang dari Permendikbud No. 24 Tahun 2007
sudah jelas. Untuk setiap 60 siswa laki-laki, minimal disediakan satu toilet.
Untuk setiap 40 siswa perempuan, minimal juga satu toilet. Selain itu, toilet
guru minimal satu unit per 20 guru. Setiap toilet wajib berdinding, beratap,
dapat dikunci, mudah dibersihkan, dan memiliki akses air bersih yang memadai.
Idealnya, satu toilet punya luas sekitar 2 meter persegi,
dengan sirkulasi udara yang lancar dan lantai yang tidak licin, dan tambahkan juga
ruang cuci tangan. Tapi sebetulnya, ukuran bukan masalah utama. Yang paling penting adalah bagaimana toilet itu berfungsi dengan baik dan tetap terawat setiap hari.
Mendidik Lewat Desain
Sebagai desainer dan perencana ruang, kita sering lupa bahwa
arsitektur juga bisa mendidik. Desain toilet sekolah yang terang, bersih, dan nyaman tidak hanya mempengaruhi
kesehatan fisik, tapi juga membentuk perilaku. Siswa yang merasa ruang
toiletnya bersih cenderung menjaga kebersihan dan memiliki rasa tanggung jawab
terhadap fasilitas umum.
Itulah mengapa toilet sekolah seharusnya dirancang bukan
sekadar “fungsi dasar”, tapi sebagai ruang edukatif yang menanamkan
nilai disiplin dan kepedulian lingkungan. Coba bayangkan: dinding toilet dengan
mural bertema kebersihan, poster motivatif yang lucu, hingga wastafel dengan
pencahayaan alami dari atap skylight. Hal-hal kecil ini bisa menumbuhkan rasa
nyaman sekaligus kesadaran.
Toilet Itu Soal Martabat
Toilet yang bersih bukan tanda kemewahan, tapi tanda
penghormatan. Anak-anak yang terbiasa menemukan toilet bersih akan terbiasa
pula menjaga ruang publik lain dengan sikap yang sama. Sebaliknya, toilet yang
kotor dan rusak mengajarkan satu hal: bahwa fasilitas umum boleh diabaikan.
Bagi arsitek dan desainer, toilet sekolah seharusnya tidak
lagi dipandang sebagai ruang sisa. Ia adalah bagian penting dari desain
pendidikan. Toilet yang terang, mudah dibersihkan, ramah anak, dan tidak
menimbulkan trauma bau bisa menjadi laboratorium kecil tempat anak belajar
tanggung jawab sosial tanpa perlu ceramah panjang.
- [message]
- Jasa Desain Rumah
- Tukang Gambar merupakan layanan usaha yang bergerak pada sektor perencanaan Konstruksi Bangunan Gedung, Interior, dan Eksterior. Tukang Gambar menawarkan jasa desain rumah secara online agar bisa berinteraksi dimana pun dan kapan pun saja.