Oleh: Saiful Hadi Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Aceh tidak hanya berfungsi sebagai pintu masuk dan keluar bagi penumpang da...
Oleh: Saiful Hadi
Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Aceh tidak hanya berfungsi sebagai pintu masuk dan keluar bagi penumpang dari berbagai daerah dan negara, tetapi juga sebagai ruang pertemuan berbagai budaya, tujuan, dan cerita perjalanan. Di tengah lingkungan yang serba terjadwal dan penuh mobilitas, fasilitas penunjang menjadi unsur penting untuk memberikan kenyamanan kepada para pengguna bandara. Salah satu fasilitas yang memiliki peran istimewa adalah Mushala Ibnu Firnas.
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas layanan dan memperkuat identitasnya, Mushala Ibnu Firnas kini hadir dengan logo baru. Logo ini bukan sekadar tanda pengenal, melainkan representasi nilai dan filosofi yang diusung oleh mushala: perpaduan antara warisan seni Islam klasik dengan pendekatan desain grafis modern yang fungsional. Keberadaan logo ini diharapkan memudahkan pengunjung dalam menemukan lokasi mushala, sekaligus menanamkan kesan positif dan profesional terhadap fasilitas ibadah yang menjadi salah satu wajah keramahan Bandara Sultan Iskandar Muda.
Proses Kreatif Desain Logo
Perjalanan pembuatan logo Mushala Ibnu Firnas dimulai dari sebuah riset mendalam. Dimulai dengan menelusuri kisah Abbas Ibnu Firnas yang merupakan tokoh Muslim dari Andalusia yang dikenal sebagai perintis ide penerbangan, selanjutnya mencari kaitannya dengan fungsi mushala yang berada di area bandara. Dari sinilah benang merah terbentuk: sebuah simbol yang harus mencerminkan nilai religius, identitas Islam, sekaligus relevan dengan konteks perjalanan udara.
Tahap awalnya adalah menuangkan ide-ide tersebut ke dalam bentuk sketsa di atas kertas. Beberapa alternatif rancangan muncul, memadukan bentuk khat kufi yang kaku namun berwibawa dengan komposisi geometris yang kokoh. Dalam setiap coretan, sang desainer bereksperimen dengan keseimbangan antara ruang positif dan negatif, sambil mencoba menempatkan bulan sabit sebagai penegas identitas di bagian atas.
Ketika satu konsep mulai menonjol, sketsa itu kemudian dibawa ke tahap digitalisasi menggunakan perangkat lunak desain vektor. Di sini, setiap garis dan sudut diatur sedemikian rupa untuk mencapai proporsi yang presisi, memastikan logo tetap jelas dan indah ketika digunakan dalam berbagai ukuran. Setelah bentuk dasar selesai, proses pemilihan warna menjadi fokus berikutnya. Palet hijau toska gelap dan hijau cerah dipilih untuk menghadirkan kesan damai dan segar, sementara abu gelap digunakan untuk memberi kontras yang kuat.
Uji coba dilakukan dengan menerapkan logo pada berbagai media, dari mockup signage dinding hingga tas kertas yang bertujuan untuk melihat bagaimana desain tersebut bekerja di dunia nyata. Tahap ini penting untuk memastikan logo tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga fungsional sebagai penanda yang mudah dikenali. Setelah melalui beberapa revisi minor berdasarkan masukan, logo pun difinalisasi, siap digunakan sebagai identitas resmi Mushala Ibnu Firnas yang resmi digunakan sejak maret 2023.
Khat Kufi Folk sebagai Pusat Identitas Visual
Desain logo menggunakan khat kufi folk, yaitu gaya kaligrafi Arab yang dikenal dengan garis lurus, sudut tegas, dan bentuk geometris. Pilihan gaya kufi tidak hanya mempertahankan estetika tradisi Islam, tetapi juga memberikan kesan struktur yang rapi dan modern, sesuai dengan citra bandara internasional.
Bentuk persegi pada logo melambangkan kestabilan, kesempurnaan, dan keteraturan. Dalam filosofi desain Islam, bentuk persegi sering dihubungkan dengan Ka'bah di Makkah, pusat orientasi umat Muslim ketika shalat. Dengan demikian, logo ini tidak hanya sekadar tanda visual, tetapi juga mengandung makna arah dan tujuan spiritual.
Simbol Bulan Sabit sebagai Penegas Identitas
Di atas bentuk persegi tersebut, terdapat ikon bulan sabit yang merupakan salah satu simbol paling dikenal dalam dunia Islam. Bulan sabit di sini bukan sekadar hiasan, melainkan penanda identitas religius yang jelas. Dalam simbolisme Islam, bulan sabit juga merepresentasikan petunjuk waktu ibadah yang sering didasarkan pada peredaran bulan.
Peletakan bulan sabit di puncak desain memberi kesan arah pandang ke atas, dan mengingatkan pengunjung bahwa mushala adalah tempat untuk memfokuskan hati dan pikiran kepada Sang Pencipta, bahkan ketika sedang berada di tengah perjalanan.
Palet Warna
Warna adalah bahasa visual yang tak kalah penting. Logo ini menggunakan:
- Hijau toska gelap (#00746b) – warna yang menenangkan, melambangkan kedamaian dan harmoni.
- Hijau cerah (#00a651) – simbol kesuburan, kehidupan, dan pertumbuhan spiritual.
- Abu gelap (#363636) – netral, profesional, dan kontras sempurna untuk keterbacaan.
Hijau, sebagai warna dominan, memiliki sejarah panjang dalam seni dan arsitektur Islam. Warna ini sering diasosiasikan dengan surga, kesucian, dan kesejukan hati.
Tipografi Modern yang Tegas
Bagian teks "MUSHALA IBNU FIRNAS" menggunakan font sans-serif modern yang bersih dan tegas. Kombinasi huruf kapital pada "IBNU FIRNAS" memberi penekanan identitas, sedangkan huruf yang lebih ringan pada kata "MUSHALA" menciptakan keseimbangan visual. Pemilihan tipografi ini menunjukkan bahwa meskipun logo mengakar pada seni tradisional, ia tetap relevan dengan standar desain kontemporer.
Contoh Penerapan di Berbagai Media
- [message]
- Jasa Desain Rumah
- Tukang Gambar merupakan layanan usaha yang bergerak pada sektor perencanaan Konstruksi Bangunan Gedung, Interior, dan Eksterior. Tukang Gambar menawarkan jasa desain rumah secara online agar bisa berinteraksi dimana pun dan kapan pun saja.